Misi No. 4

 Aktivitas rutin setiap pagi telah tuntas sejak satu jam tadi. Mencuci pakaian di sungai dan menyiapkan sarapan sederhana menjadi tugas utamaku hari ini. Langkah kaki harus kupercepat kali ini menuju sebuah tempat rahasia. 

"Pasti balasan suratku sudah ada," Gumamku dalam hati. 

Setelah melewati jalan setapak yang semakin mengecil aku akan sampai. Sebuah gubuk reot yang lama tak terpakai telah terlihat. Nafas panjang aku ambil untuk menormalkan perasaanku. 

Akhirnya kubuka sebuah gentong tempat menyimpan air yang kosong. Sebuah surat tergeletak didalamnya. Langsung saja kubaca setelah menoleh kanan-kiri memastikan tak ada orang selain diriku saat ini. 


- Hari ini hari terakhir untukmu. Segera bersiap dengan baju yang ada di balik papan tua. Lakukan perintah no. 4 segera besok saat malam purnama. -


Setelah kubaca tuntas, langsung kubakar surat itu. Pakaian yang terbungkus daun pisang sudah siap dipakai. Segera aku berlari kembali bersiap melaksanakan misi selanjutnya. 


"Darimana nduk?" Tanya si mbok saat melihat kedatanganku. 

"Dari sungai, mbok. Tuan Bagas apakah sudah sarapan, mbok? " 

"Sudah nduk, sekarang pergi ke pendopo."

Kulihat si mbok kembali sibuk dengan bahan-bahan makanan yang akan dimasak untuk makan siang. 

Aku dan si mbok sudah lama mengabdi di rumah Tuan Bagas. 

"Mbok, aku sudah mendapat surat tugas selanjutnya." Bisikku pada si mbok. 

Tak ada jawaban. Si mbok langsung menuju kamar dan memberikan sekantong uang. Seraya memelukku, si mbok mengucapkan beberapa lantunan do'a. Do'a yang mengiringi kesuksesanku menjalani misi. 

Rully Semangat